Thursday, April 3, 2014

Cerita Nabi Musa as (Part.1)

Seperti yang telah dibahas pada cerita nabi yusuf bahwa nabi yusuf telah berjuang, berdakwah mengajak masyarakat mesir untuk menyembah satu Tuhan yaitu Allah. Namun setelah Nabi Yusuf as meninggal dunia, Sistem tahid diubah menjadi system multi Ttuhan atau menyembah banyah tuhan. Hal ini diduga kuat karena adanya campur tangan kelompok-kelompok elit yang berkuasa ketika itu. Karena ketika mesir menganut system tauhid, mereka tidak mendapatkan perlakuan istimewa, sehingga mereka mempunyai tujuan khusus untuk mengembalikan system penyembahan kepada banyak tuhan. Selanjut masyarakat mesir pun mengikuti system penyembahan Fir’aun. Lalu akhirnya mesir dipimpin oleh keluarga-keluarga Fir’aun dan mereka mengklaim bahwa mereka merupakan tuhan atau wakil wakil tuhan.
Masyarakat mesir pada dasarnya merupakan masyarakat yang beradab, mereka disibukkan dengan pembangunan peradaban. Mereka mempunyai kecenderungan keagamaan yang kuat.  Serta kelompok-kelompok masyarakat mesir meyakini bahwa Fir’aun bukanlah tuhan, namun karena mendapat tentangan yang kuat dari Fir’aun dan fir’aun memaksa agar kaumnya taat kepadanya, sehingga mereka pun terpaksa mengakui dia sebagai tuhan, namun dalam kepura puraan dan menyembunyikan keimanan dalam hati mereka. Berbagai macam Tuhan dengan bentuk berhala pun banyak sekali di mesir. Ini bisa dimaklumi karena Fir’aun  menguasai berbagai macam tuhan dan ia mengisyaratkan dengan dan berbicara atas namanya. Yang demikian itu sangat jelas di mesir. Ketika terdapat system multi Tuhan di Mesir meskipun masyarakatnya meyakini tuhan utama, yaitu Fir’aun kelompok elit yang berkuasa membatasi untuk hanya menyembah Fir’aun dan melaksanakan perintah-perintahnya serta membenarkan tindakan semena-menanya.
Nabi Musa as merupakan anak laki-laki Imran bin Yash-har, dan bersaudara dengan Nabi harun as. Nabi Musa as dilahirkan pada waktu zaman Fir’aun menguasai mesir.
Rakyat mesir ketika itu benar-benar tuntuk pada Fir’aun yang menggunakan system banyak tuhan, padahal sebelumnya telah berada di jalan yang benar melaui dakwah yang dilakukan Nabi Yusuf.  Sementara anak-anak nabi yakub atau anak-anak israil juga telah menyimpang dari TAuhid. Mereka mengikuti jalan orang-orang mesir lainnya. Tidak banyak keluarga yakub yang mempertahankan agama Tauhid, itupun dilakukan dengan cara tersembunyi.
Lalu tibalah suatu masa atas bani israil di mana mereka semakin banyak dan semakin menyebar. Mereka mengerjakan berbagai macam pekerjaan dan mereka memenuhi pasar-pasar di mesir. Hari demi hari semakin erlalu, kekuasaan mesir diperintah oleh seorang raja yang bengis yaitu Firaun, dimana-mana orang mesir menyembahnya. Raja yang jahat ini melihat bahwa bani israil semakin banyak dan semakin berkembanga serta mempunyai posisi yang penting.
Lalu Fir’aun mengeluarkan perintah yang aneh, yaitu memerintahkan agar anak yang lahir berjenis kelamin laki laki harus dibunuh. Aturan itupun mulai dijalankan. Namun para pakar ekonimi berkata kepada Fir’aun; Orang-orang tua dari bani israil akan mati sesuai dengan ajal mereka, sedangkan anak kecil disembelih maka ini akan berakhir pada hancurnya dan binasanya Bani Israil namun Firaun akan kehilangan kekayaan dan asset manusia yang dapat bekerja untuknya atau menjadi budak-budaknya dan wanita-wanita tidak dapat lagi dimilikinya. Maka yang terbaik adalah, hendaklah dilakukan suatu proses sebagai berikut : anak laki-laki disembelih pada tahun pertama, dan hendaklah mereka dibiarkan pada tahun berikutnya. Fir’aun pun setuju dengan pendapat itu, karena mengganggap pemikiran itu lebih menguntungkan dari sisi ekonomi.
Suatu hari ibu nabi Musa mengandung nabi harun, ketika itu adalah tahun dimana anak-anak kecil laki-laki tidak dibunuh dan ia pun bisa melahirkan dengan terang-terangan. Namun ketika melahirkan mengandung Nabi Musa as, ia berada di tahun dimana anak-anak kecil harus di bunuh. Sang ibu pun merasa sangat cemas dan ketahukan yang luar biasa. Ia takut bahwa jangan-jangan nanti anak yang dilahirkannya akan dibunuh juga. Ia pun melahirkan secara sembunyi-sembunyi. Dan untuk menyembunyikan anaknya, sang ibu pun menyusui secara sembunyi-sembunyi. Lalu tibalah suatu malah yang penuh berkah, dimana saat itu Allah Yang Maha Mengetahui memberi wahyu kepadanya, sebagai berikut :

“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa : “Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan jangan kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati. Karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul” (Qs 28 : 7)

Mendengar wahyu Allah yang maha kuasai itu dan panggilan yang penuh kasih saying dan suci itu, ibu Nabi Musa as langsung mentaatinya.Lalu ia diperintahkan untuk membuat peti kecil untuk Nabi Musa as. Setelah menyusuinya., ia meletakkannya di peti itu. Kemudian ia pergi ke tepi sungai nil lalu membuangnya di atas air. Ibu mana yang tega membuang anak yang dilahirkannya, hatinya penuh derita ketika ia melempat anaknya di sungai nil. Namun itu merupakan perintah dari Allah yang maha tahu dan maha pengasih serta penyayang.
Beberapa saat setelah berada di atas air sungai nil, kemudian  Allah memerintahkan arus sungai nil agar menjadi tenang dan lembut kepada bayi yang dibawanya yang nantinya akan menjadi Nabi. Sebagaimana Allah yang maha kuasa memerintahkan kepada api agar menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi nabi Ibrahim as, begitu juga Allah memerintahkan kepada sungai Nil agar membawa Nabi Musa dengan tenang dan penuh kelembutan sehingga mengarahkannya ke istana raja Fir’aun. Air sungai Nil tersebut membawa peti yang berisi nabi Musa ke istana raja fir’aun. DI sana ombak menyerahkannya kepada tepi pantai kemudia ia mewariskan kepada tepi pantai itu. Dan ANgin berkata kepada rumput yang tidur di sisi peti: “Jangan engkau banyak bergerak karena Musa sedang tidur. Rumput pun mentaati perintah angin dan Musa pun tetap tertidur.
Pada suatu ketika, matahari telah menyinari istana raja Fir’aun. Isteri Fir’aun keluar berjalan-jalan di kebun istana sebagaimana biasanya. Isteri raja fir’aun tidak sama dengan Fir’aun, Fir’aun merupakan orang kafir, namun isterinya adalah orang yang beriman. Fir’aun keras kepala, namun isterinya adalah wanita penyayang. Fir’aun adalah penjahat namun isterinya adalah wanita yang lembut dan penuh cinta. Namun wanita itu merasakan kesedihan yang dalam karena ia belum mampu melahirkan anak. Ia ingin sekali memiliki anak.  Ketika ia berhenti di sisi kebun ia mencium baru harum pepohonan di kebun itu, yang menyebarkan perasaan sedih akan rasa kesendirian.  Pada saat yang sama, para wanita yang membantunya sudah mengisi penuh tempat-tempat air yang diambil dari sungai nil. TIba tiba mereka menemukan peti di sisi kaki mereka. Kemudian mereka membawa peti itu kepada isteri Fir’aun. Istri fir’aun itu memerintahkan untuk membuaknya, setelah peti itu terbuka ia sangat terkejut ketika isi peti tersebut menampakkan isinya. Isi peti tersebut adalah seorang bayi laki-laki yang lucu tanpa dosa yang nantinya menjadi Nabi. IStri Fir’aun merasakan bahwa ia mencintai bayi itu seperti anaknya sendiri. Allah SWT meneruh dalam hatinya rasa cinta kepada Nabi Musa as sehingga berlinang air matanya.Setelah menemuikan bayi itu, ia pun membawanya pulang. Ia membolak balikkan bayi nabi Musa sambil menangis. Kemudian Nabi Musa as terbangun dan menangis. Nabi Musa tampak lapar ia membutuhkan air susu pagi. Di saat yang sama Fir’aun sedang duduk di atas meja makan. Ia menunggu  istrinya namun belum juga dating. Fir’aun mulai marah lalu mencarinya. Tiba-tiba ia terkejut dengan kehadiran isterinya sambil membawa seorang bayi. Isteri fir’aun tampak menyayanginya. Ia terus menciumnya dan air matanya berlinang. Kemudian raja fir’aun pun bertanya “dari mana datangnya anak kecil ini?” Kemudian mereka menceritakan bahwa mereka menemukannya di sebuah peti di tepi sungai. Fir’aun berkata : “ini adalah salah satu anak Bani Israil. Sesuai dengan peraturan, anak-anak yang lahir di tahun ini dibunuh” mendengar perkataan dari Fir’aun itu, ia berteriak dan ia mendekap nabi muas as lebih keras.

Seperti yang tertulis dalam Al Qur’an
“Dan berkatalah isteri Fir’aun : “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadarinya” (Qs. 28:9)


No comments:

Post a Comment