Penghujung Dinasti
Han
Dong Zhuo (si tirani)
Dong Zhuo (139 – 192), nama lengkap Dong Zhongyin, adalah
seorang negarawan pada penghujung zaman Dinasti Han. Ia mengontrol Luoyang pada
tahun 189 setelah ibukota jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling
dan perselisihan berdarah antara faksi kasim dan pejabat negeri. Dong Zhuo,
setelah itu mengambil alih tahta dan membuat Kaisar Xian sebagai boneka.
Namun, ketiranian dan kekejaman membuat marah banyak orang dan pemimpin perang diseluruh negara membentuk koalisi melawannya, memaksa Dong Zhuo untuk memindahkan Ibukota ke Chang'an. Dong Zhuo dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu sebagai bagian dari rencana oleh Menteri Dalam Negeri, Wang Yun pada tahun 192.
Kehidupan Awal
Dong Zhuo lahir di Lintao , Dong Zhuo dikatakan penuh kesopanan pada masa kecilnya. Berpetualang di daerah Qiang, dia berteman dengan banyak orang gagah berani. Menjadi banyak akal dan secara jasmani seorang ahli, Dong Zhuo nantinya berpartisipasi dalam kampanye melawan pemberontah Qiang di Bingzhou . Karena penampilannya yang baik sekali, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra, semuanya dia distribustikan ke rekan-rekannya.
Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan Serban Kuning pada awal tahun 180, tapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak di Liangzhou , Dong Zhuo dikembalikan kembali sebagai Jendral Ksatria dan dikirim untuk menghabisi pemberontakan.
Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur lari mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Lalu dia memerintahkan pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menyuruh pasukannya menghancurkan bendungan. Semua pelarian sukses.
Dong Zhuo dipromosikan menjadi Jendral atas Garis Depan dan Gubernur Bingzhou. Namun, tidak ingin meninggalkan pasukannya dan pekerjaan loyal di Liangzhou, Dong Zhou menolak tawaran jabatan baru itu.
Naik Tahta
Namun, ketiranian dan kekejaman membuat marah banyak orang dan pemimpin perang diseluruh negara membentuk koalisi melawannya, memaksa Dong Zhuo untuk memindahkan Ibukota ke Chang'an. Dong Zhuo dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu sebagai bagian dari rencana oleh Menteri Dalam Negeri, Wang Yun pada tahun 192.
Kehidupan Awal
Dong Zhuo lahir di Lintao , Dong Zhuo dikatakan penuh kesopanan pada masa kecilnya. Berpetualang di daerah Qiang, dia berteman dengan banyak orang gagah berani. Menjadi banyak akal dan secara jasmani seorang ahli, Dong Zhuo nantinya berpartisipasi dalam kampanye melawan pemberontah Qiang di Bingzhou . Karena penampilannya yang baik sekali, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra, semuanya dia distribustikan ke rekan-rekannya.
Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan Serban Kuning pada awal tahun 180, tapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak di Liangzhou , Dong Zhuo dikembalikan kembali sebagai Jendral Ksatria dan dikirim untuk menghabisi pemberontakan.
Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur lari mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Lalu dia memerintahkan pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menyuruh pasukannya menghancurkan bendungan. Semua pelarian sukses.
Dong Zhuo dipromosikan menjadi Jendral atas Garis Depan dan Gubernur Bingzhou. Namun, tidak ingin meninggalkan pasukannya dan pekerjaan loyal di Liangzhou, Dong Zhou menolak tawaran jabatan baru itu.
Naik Tahta
Setelah kematian Kaisar Ling pada tahun
189, Jendral tertinggi, He Jin, memanggil Dong Zhuo untuk memimpin pasukannya
di Luoyang untuk membantunya membunuh faksi kasim yang kuat. Sebelum Dong Zhuo
tiba, namun, He Jin dibunuh oleh kasim dan ibukota jatuh kedalam kekacauan.
Para kasim lalu menculik kaisar muda dan pergi keluar ibukota. Namun, mereka
dicegat oleh Dong Zhuo, yang membawa kembali sang kaisar kembali ke istana.
Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao , diduga bekerja sama dengan kasim dan dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tanpa pemimpin, lalu kemudian menjadi dibawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak Lü Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan, pemimpin perang lainnya dipanggil ke Luoyang oleh He Jin sebelumnya, dan mati. Lalu Dong Zhuo mengambil kontrol semua pasukan di ibukota.
Tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang merupakan boneka Dong Zhuo. Dia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, dia mulai menunjukan ketiraniannya. Dia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke pengadilan, dimana hal itu dilarang. (Dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat negeri Han sejak Xiao He.) Dispensasi juga mempersilahkannya untuk memasuki pengadilan tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat sebuah insiden dimana Dong Zhuo memimpin pasukannya ke Yangcheng dan menyuruh mereka untuk memotong kepala semua penduduk laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa wanita-wanita, sapi dan semua benda berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan pembantu istana dan bahkan permaisuri.
Pindah ke Chang'an
Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti Dong Zhuo. Dong Zhuo lalu memindahkan ibukota ke barat, yaitu di Kota Chang'an. Sebelum dia melakukannya, namun, dia menggali makam kaisar sebelumnya dan harta didalamnya dicuri. Lalu dia membakar istana.
Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi Jendral, dan semua sanaknya menjadi pejabat negara. Dia juga membangun sebuah istana di daerah Mei, 260 li dari Chang'an. Di istana, selama itu, dimana secara biadab, penyiksaan diperlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap. Terhadap lawan oposisinya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman kejam. Dalam 2 tahun, yang dituduh dengan salah dan dieksekusi mencapai seribu.
Dong Zhuo juga menyuruh agar patung perunggu dan bel dilelehkan dan dijadikan koin, dimana membanjiri pasar. Inflasi serius muncul sebagai hasil, dan mata uang itu segera menjadi tidak berguna.
Kejatuhan dan Kerusuhan
Karena melakukan banyak hal yang buruk dan menyiksa rakyat, Dong Zhuo telah memicu kemarahan dengan tingginya resiko pembunuhan. Untuk keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada Lü Bu, yang telah dia adopsi sebagai anak. Anakanya membayanginya hampir seluruh waktu.
Namun, karena Dong Zhuo sering marah, ketika Dong Zhuo marah, ia akan melempar halbred terhadap Lü Bu. Namun dengan gesit, Lü Bu selalu dapat menghindari lemparannya, dan amukan Dong Zhuo akan menghilang dengan cepat, Lü Bu, meskipun demikian, secara tersembunyi bosan dan memiliki perasaan tersinggung dengan ayah adopsinya. Lebih jauh, dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, Lü Bu menjalin cinta kasih dengan salah satu pembantu Dong Zhuo. Dalam hal ini, dia takut diketahui oleh ayahnya.
Pada tahun 192, disemangati oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, Lü Bu akhirnya memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Membawa selusin pasukan terpercaya, termasuk kapten kavaleri Li Su, Lü Bu bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Li Su naik dan menikam Dong Zhuo. Dong Zhuo berteriak karena anaknya. Tapi Lü Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan"
Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan, selama yang lain pergi untuk mengambil mayatnya. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan sumbu di pusar Dong Zhuo dan terbakar seharian. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.
Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan lainnya lari, dipercaya kalau kesetiannya akan menjadi penghianatan yang dipertimbangkan. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang mengambil alih pemerintah, berkata ,"Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah pegnecualian". Karena merasa marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun, Wang Yun dapat menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan Lü Bu , setelah banyak kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.
Pada 1 pertarungan, Fan Chou dan Li Jue adalah pengalih perhatian untuk menahan Lü Bu, dan yang lainnya akan mengambil alih Istana. Rencana ini bekerja dengan baik, dimana Lü Bu melarikan diri setelah istana dimasuki.
Segera tahta dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo, tapi mereka ada dalam perebutan kekuasaan, seperti pejabat lainnya. Segera, seluruh Tiongkok ada dalam kekacauan dengan adanya perang sipil untuk memperebutkan tahta.
Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara
Roman Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong, adalah kejadian yang ada sebelum dan selama Zaman Tiga Negara. Karena dalam kehidupan asli Dong Zhuo sangat kejam dan jahat, novel menitikberatkan kekejamannya. Namun, 2 peristiwa tidak nyata dalam sejarah.
Dong Zhuo dan 3 Bersaudara
Dong Zhuo muncul pertama kali di Bagian 1. Dikirim untuk menghancurkan Pemberontakan Serban Kuning, Dong Zhuo dikalahkan oleh pemimpin pemberontak, Zhang Jiao dan pertarungan itu menjadi kekalahan yang memalukan.
3 saudara yang bersumpah, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, mengetahui hal ini. Lalu mereka memimpin pasukannya untuk menolong Dong Zhuo. Pertemuan tiba-tiba dengan oposisi baru, pemberontak dikalahkan mereka dan harus mundur.
Setelah kembali ke kemah, Dong Zhuo bertanya kepada 3 bersaudara jabatan apa yang dikuasainya. Dan mereka mengatakan kalau mereka tidak menguasai apa-apa. Dong Zhuo lalu mendiamkan mereka. Hal ini membuat Zhang Fei sangat marah dan mengambil pedang dan ingin membunuh Dong Zhuo. Namun ia dihentikan oleh 2 kakaknya. Kehidupan Dong Zhuo diampuni dan 3 bersaudara pergi ke jalannya masing-masing.
Dong Zhuo dan Diao Chan
Cerita paling populer tentang Dong Zhuo adalah cinta segitiga antara Dong Zhuo, Lü Bu dan Diao Chan, dimana membuat kematian Dong Zhuo ditangan anak adopsinya sendiri, Lü Bu. - Setelah Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an, Menteri Dalam Negeri Wang Yun mulai menyusun rencana untuk membunuh Dong Zhuo dengan menggunakan Diao Chan.
Setelah mengundang Lü Bu, Wang Yun meminta Diao Chan untuk memberi arak kepada Lü Bu. Lü Bu langsung dijerat cinta. Karena ini, Wang Yun menjanjikan akan menikahkan Diao Chan dengan Lü Bu.
Beberapa hari kemudian, Wang Yun mengadakan pesta untuk Dong Zhuo. Seperti Lü Bu, Dong Zhuo tidak bisa memindahkan matanya dari Diao Chan, yang juga telah menunjukan kemampuannya dalam menari dan menyanyi. Dong Zhuo lalu membawanya pulang dan menjadikannya selir.
Saat Lü Bu mendengar tentang hal ini pagi harinya, dia menuju ke tempat tidur Dong Zhuo dan mengintip di jendela. Dia melihat Diao Chan duduk dan mengurus rambutnya saat Dong Zhuo sedang tidur. Menyadari kehadiran Lü Bu, Diao Chan lalu menggunakan ekspresi sedih dan berpura-pura menghilangkgan air mata di matanya dengan sapu tangan.
Kejadian yang sama terjadi 1 bulan kemudian, namun kali ini Dong Zhuo terbangun dan melihat Lü Bu memandang Diao Chan. Lü Bu lalu dilempar keluar dan dilarang masuk ke rumahnya.
Lalu 1 hari kemudian, saat Dong Zhuo mengobrol dengan Kaisar Xian, Lü Bu diam-diam memasuki kediaman ayahnya dan bertemu Diao Chan di Paviliun Fengyi . Menangis, Diao Chan meminta Lü Bu untuk menolongnya dari Dong Zhuo. Lalu ia menaruh halberdnya, dan Lü Bu memeluk Diao Chan di tangannya dan membuatnya merasa nyaman dengan kata-kata.
Dong Zhuo melihat kematiannya sudah dekat saat Lü Bu muncul dengan halberdnya dalam episode ke 84 serial televisi Romance of the Three Kingdoms
Setelah itu, Dong Zhuo kembali untuk menemukan mereka di paviliun. Lü Bu terkejut dan melarikan diri. Dong Zhuo mengambil halbred dan mengejarnya. Karena terlalu lambat, Dong Zhuo tidak dapat menangkapnya. Lalu dia melempar halbred terhadap Lü Bu, namun dia menangkisnya dan melarikan diri.
Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao , diduga bekerja sama dengan kasim dan dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tanpa pemimpin, lalu kemudian menjadi dibawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak Lü Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan, pemimpin perang lainnya dipanggil ke Luoyang oleh He Jin sebelumnya, dan mati. Lalu Dong Zhuo mengambil kontrol semua pasukan di ibukota.
Tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang merupakan boneka Dong Zhuo. Dia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, dia mulai menunjukan ketiraniannya. Dia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke pengadilan, dimana hal itu dilarang. (Dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat negeri Han sejak Xiao He.) Dispensasi juga mempersilahkannya untuk memasuki pengadilan tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat sebuah insiden dimana Dong Zhuo memimpin pasukannya ke Yangcheng dan menyuruh mereka untuk memotong kepala semua penduduk laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa wanita-wanita, sapi dan semua benda berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan pembantu istana dan bahkan permaisuri.
Pindah ke Chang'an
Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti Dong Zhuo. Dong Zhuo lalu memindahkan ibukota ke barat, yaitu di Kota Chang'an. Sebelum dia melakukannya, namun, dia menggali makam kaisar sebelumnya dan harta didalamnya dicuri. Lalu dia membakar istana.
Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi Jendral, dan semua sanaknya menjadi pejabat negara. Dia juga membangun sebuah istana di daerah Mei, 260 li dari Chang'an. Di istana, selama itu, dimana secara biadab, penyiksaan diperlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap. Terhadap lawan oposisinya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman kejam. Dalam 2 tahun, yang dituduh dengan salah dan dieksekusi mencapai seribu.
Dong Zhuo juga menyuruh agar patung perunggu dan bel dilelehkan dan dijadikan koin, dimana membanjiri pasar. Inflasi serius muncul sebagai hasil, dan mata uang itu segera menjadi tidak berguna.
Kejatuhan dan Kerusuhan
Karena melakukan banyak hal yang buruk dan menyiksa rakyat, Dong Zhuo telah memicu kemarahan dengan tingginya resiko pembunuhan. Untuk keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada Lü Bu, yang telah dia adopsi sebagai anak. Anakanya membayanginya hampir seluruh waktu.
Namun, karena Dong Zhuo sering marah, ketika Dong Zhuo marah, ia akan melempar halbred terhadap Lü Bu. Namun dengan gesit, Lü Bu selalu dapat menghindari lemparannya, dan amukan Dong Zhuo akan menghilang dengan cepat, Lü Bu, meskipun demikian, secara tersembunyi bosan dan memiliki perasaan tersinggung dengan ayah adopsinya. Lebih jauh, dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, Lü Bu menjalin cinta kasih dengan salah satu pembantu Dong Zhuo. Dalam hal ini, dia takut diketahui oleh ayahnya.
Pada tahun 192, disemangati oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, Lü Bu akhirnya memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Membawa selusin pasukan terpercaya, termasuk kapten kavaleri Li Su, Lü Bu bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Li Su naik dan menikam Dong Zhuo. Dong Zhuo berteriak karena anaknya. Tapi Lü Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan"
Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan, selama yang lain pergi untuk mengambil mayatnya. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan sumbu di pusar Dong Zhuo dan terbakar seharian. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.
Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan lainnya lari, dipercaya kalau kesetiannya akan menjadi penghianatan yang dipertimbangkan. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang mengambil alih pemerintah, berkata ,"Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah pegnecualian". Karena merasa marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun, Wang Yun dapat menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan Lü Bu , setelah banyak kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.
Pada 1 pertarungan, Fan Chou dan Li Jue adalah pengalih perhatian untuk menahan Lü Bu, dan yang lainnya akan mengambil alih Istana. Rencana ini bekerja dengan baik, dimana Lü Bu melarikan diri setelah istana dimasuki.
Segera tahta dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo, tapi mereka ada dalam perebutan kekuasaan, seperti pejabat lainnya. Segera, seluruh Tiongkok ada dalam kekacauan dengan adanya perang sipil untuk memperebutkan tahta.
Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara
Roman Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong, adalah kejadian yang ada sebelum dan selama Zaman Tiga Negara. Karena dalam kehidupan asli Dong Zhuo sangat kejam dan jahat, novel menitikberatkan kekejamannya. Namun, 2 peristiwa tidak nyata dalam sejarah.
Dong Zhuo dan 3 Bersaudara
Dong Zhuo muncul pertama kali di Bagian 1. Dikirim untuk menghancurkan Pemberontakan Serban Kuning, Dong Zhuo dikalahkan oleh pemimpin pemberontak, Zhang Jiao dan pertarungan itu menjadi kekalahan yang memalukan.
3 saudara yang bersumpah, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, mengetahui hal ini. Lalu mereka memimpin pasukannya untuk menolong Dong Zhuo. Pertemuan tiba-tiba dengan oposisi baru, pemberontak dikalahkan mereka dan harus mundur.
Setelah kembali ke kemah, Dong Zhuo bertanya kepada 3 bersaudara jabatan apa yang dikuasainya. Dan mereka mengatakan kalau mereka tidak menguasai apa-apa. Dong Zhuo lalu mendiamkan mereka. Hal ini membuat Zhang Fei sangat marah dan mengambil pedang dan ingin membunuh Dong Zhuo. Namun ia dihentikan oleh 2 kakaknya. Kehidupan Dong Zhuo diampuni dan 3 bersaudara pergi ke jalannya masing-masing.
Dong Zhuo dan Diao Chan
Cerita paling populer tentang Dong Zhuo adalah cinta segitiga antara Dong Zhuo, Lü Bu dan Diao Chan, dimana membuat kematian Dong Zhuo ditangan anak adopsinya sendiri, Lü Bu. - Setelah Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an, Menteri Dalam Negeri Wang Yun mulai menyusun rencana untuk membunuh Dong Zhuo dengan menggunakan Diao Chan.
Setelah mengundang Lü Bu, Wang Yun meminta Diao Chan untuk memberi arak kepada Lü Bu. Lü Bu langsung dijerat cinta. Karena ini, Wang Yun menjanjikan akan menikahkan Diao Chan dengan Lü Bu.
Beberapa hari kemudian, Wang Yun mengadakan pesta untuk Dong Zhuo. Seperti Lü Bu, Dong Zhuo tidak bisa memindahkan matanya dari Diao Chan, yang juga telah menunjukan kemampuannya dalam menari dan menyanyi. Dong Zhuo lalu membawanya pulang dan menjadikannya selir.
Saat Lü Bu mendengar tentang hal ini pagi harinya, dia menuju ke tempat tidur Dong Zhuo dan mengintip di jendela. Dia melihat Diao Chan duduk dan mengurus rambutnya saat Dong Zhuo sedang tidur. Menyadari kehadiran Lü Bu, Diao Chan lalu menggunakan ekspresi sedih dan berpura-pura menghilangkgan air mata di matanya dengan sapu tangan.
Kejadian yang sama terjadi 1 bulan kemudian, namun kali ini Dong Zhuo terbangun dan melihat Lü Bu memandang Diao Chan. Lü Bu lalu dilempar keluar dan dilarang masuk ke rumahnya.
Lalu 1 hari kemudian, saat Dong Zhuo mengobrol dengan Kaisar Xian, Lü Bu diam-diam memasuki kediaman ayahnya dan bertemu Diao Chan di Paviliun Fengyi . Menangis, Diao Chan meminta Lü Bu untuk menolongnya dari Dong Zhuo. Lalu ia menaruh halberdnya, dan Lü Bu memeluk Diao Chan di tangannya dan membuatnya merasa nyaman dengan kata-kata.
Dong Zhuo melihat kematiannya sudah dekat saat Lü Bu muncul dengan halberdnya dalam episode ke 84 serial televisi Romance of the Three Kingdoms
Setelah itu, Dong Zhuo kembali untuk menemukan mereka di paviliun. Lü Bu terkejut dan melarikan diri. Dong Zhuo mengambil halbred dan mengejarnya. Karena terlalu lambat, Dong Zhuo tidak dapat menangkapnya. Lalu dia melempar halbred terhadap Lü Bu, namun dia menangkisnya dan melarikan diri.
Setelah insiden, Lü Bu
menjadi tak menyenangkan bagi Dong Zhuo. Ketidakmenyenangkan ini dipanasi oleh
Wang Yun, yang menyarankan agar Lü Bu membunuh Dong Zhuo. Lü Bu diyakinkan oleh
Wang Yun.
Konspirator mengirim Li Su untuk menjemput Dong Zhuo dari istananya di daerah Mei dan dengan sandiwara bahwa kaisar ingin memberikan tahtanya kepada Dong Zhuo. Dong Zhuo yang sangat senang lalu datang ke pintu istana, dimana pasukannya dilarang masuk. Saat karavan Dong Zhuo sudah di dekat istana, tentara yang setia pada Wang Yun mengepung karavannya dan menikam Dong Zhuo dengan tombak.
Hanya melukai lengannya karena dia menggunakan baju baja, Dong Zhuo lalu keluar untuk mencari Lü Bu. Namun Lü Bu menikam kerongkongannya dengan halbrednya, mengtakan , "Saya memiliki titah kerajaan untuk membunuh pemberontak!"
Referensi Modern
Dong Zhuo adalah karakter yang dapat dimainkan di permainan Dynasty Warriors. Dia digambarkan sebagai penguasa yang mengambil alih kekuasaan Han, dan berakhir dengan dikalahkan dalam hampir oleh alur cerita karakter yang dapat dimainkan lainnya--meskipun bermain sebagai Dong Zhuo, setelah memenangkan permainan, cerita akhirnya menunjukan pembunuhan terhadapnya akan terjadi. Dalam pertarungan, Dong Zhuo menggunakan senjata yang mungkin adalah senjata dao, disebut the "Horror," dan memiliki kegemaran untuk memanggil musuhnya dengan kata "serangga," "orang hina," dan "serangga" yang harus diremas. Dia mempercayakan oleh opsir-opsirnya, seperti Hua Xiong dan Lü Bu, dan tidak akan maju ke pertarungan kecuali dia hanya memiliki pilihan yang kecil. Tujuan utamanya adalah memperoleh "surga," dimana dia dikelilingi oleh kekayaan, selir, dan kebebasan untuk membunuh dan menghancurkan yang berani mempertanyakan motifnya.
Konspirator mengirim Li Su untuk menjemput Dong Zhuo dari istananya di daerah Mei dan dengan sandiwara bahwa kaisar ingin memberikan tahtanya kepada Dong Zhuo. Dong Zhuo yang sangat senang lalu datang ke pintu istana, dimana pasukannya dilarang masuk. Saat karavan Dong Zhuo sudah di dekat istana, tentara yang setia pada Wang Yun mengepung karavannya dan menikam Dong Zhuo dengan tombak.
Hanya melukai lengannya karena dia menggunakan baju baja, Dong Zhuo lalu keluar untuk mencari Lü Bu. Namun Lü Bu menikam kerongkongannya dengan halbrednya, mengtakan , "Saya memiliki titah kerajaan untuk membunuh pemberontak!"
Referensi Modern
Dong Zhuo adalah karakter yang dapat dimainkan di permainan Dynasty Warriors. Dia digambarkan sebagai penguasa yang mengambil alih kekuasaan Han, dan berakhir dengan dikalahkan dalam hampir oleh alur cerita karakter yang dapat dimainkan lainnya--meskipun bermain sebagai Dong Zhuo, setelah memenangkan permainan, cerita akhirnya menunjukan pembunuhan terhadapnya akan terjadi. Dalam pertarungan, Dong Zhuo menggunakan senjata yang mungkin adalah senjata dao, disebut the "Horror," dan memiliki kegemaran untuk memanggil musuhnya dengan kata "serangga," "orang hina," dan "serangga" yang harus diremas. Dia mempercayakan oleh opsir-opsirnya, seperti Hua Xiong dan Lü Bu, dan tidak akan maju ke pertarungan kecuali dia hanya memiliki pilihan yang kecil. Tujuan utamanya adalah memperoleh "surga," dimana dia dikelilingi oleh kekayaan, selir, dan kebebasan untuk membunuh dan menghancurkan yang berani mempertanyakan motifnya.
No comments:
Post a Comment