Saturday, May 31, 2014

Sejarah The Beatles (Part.4)

MENJADI BAND STUDIO

Di bulan Juni 1966, Capitol Records merilis sebuah album kompilasi The Beatles untuk pasar US. Album bertajuk “Yesterday and Today” itu menuai kontroversi dimana foto kulit album menampilkan personil The Beatles berpakaian ala tukang potong daging sedang tersenyum menyeringai dikelilingi potongan daging dan boneka bayi. Menurut The Beatles sendiri gambar itu adalah sebuah lelucon satri untuk Capitol Records dimana mereka mengartikan kompilasi berarti ‘memotong-motong’ lagu dari album mereka terdahulu. Tak lama kemudian album tersebut berganti kulit album. Kini album dengan gambar tukang potong daging tersebut menjadi koleksi langka yang tentunya para kolektor berani membayarnya dengan harga mahal. Tak lama setelah kontroversi cover, The Beatles kembali menjadi sorotan publik saat tour dunia mereka ke Filipina. Saat itu ibu negara Filipina, Imelda Marcos, mengundang The Beatles untuk sarapan bersama. Epstein menolak tawaran tersebut dengan sopan. Namun penolakan tersebut dianggap hinaan bagi rejim Marcos. Terjadilah kericuhan yang membahayakan mereka, walau akhirnya mereka dapat lolos keluar dari negeri itu dengan berbagai kesulitan.
Tak lama sekembalinya mereka, lagi-lagi sebuah kisah kontroversi terjadi. Kelompok agama dan sosial yang konservatif di US mengkritik mereka akibat komentar Lennon saat diwawancarai reporter Inggris Maureen Cleave mengatakan bahwa Kristiani sedang sekarat dan The Beatles lebih populer daripada Yesus. Berita ini kemudian muncul di majalah remaja US Datebook. The Beatles kemudian dilarang di bebereapa tempat. Afrika Selatan bahkan melarang pemutaran lagu The Beatles  hingga akhirnya diizinkan kembali di tahun 1971. Epstein balas mengkritik Datebookdengan menyatakan bahwa tulisan mereka tidak sesuai dengan konteks wawancara saat itu. Lennon menyatakan bahwa saat itu ia menunjuk bagaimana orang-orang begitu mengelu-elukan mereka, sama seperti orang-orang menyukai televisi, dan dalam hal ini, seperti hal nya Televisi, The Beatles lebih populer dari Yesus. Pada akhirnya, Lennon pun meminta maaf kepada publik.
Terlepas dari kontroversi yang berkelanjutan tersebut, The Beatles kembali merilis sebuah album fenomenal lain pada bulan Agustus 1966. Album berjudul “Revolver” kembali mendapat pujian dari berbagai media. Salah satu komentar bahwa di album ini The Beatles kembali mengalami peningkatan kualitas dari album sebelumnya. The Beatles kembali dipuji atas berbagai eksperimen sound dan inovasi original pada materi lagu-lagu mereka. Perhatikan lagu “Tomorrow never knows “ yang berisi berbagai sound-sound yang terdengar aneh namun begitu menyatu dengan tema lagu mereka. Simak pula megahnya orkestrasi di lagu Eleanor Rigby yang begitu mendukung cerita satir lagu itu. Album ini juga dianggap sebagai salah satu momentum yang memperkuat perubahan musik mereka ke arah folk rock.
The Beatles mengambil sebuah keputusan brilian yang sangat mempengaruhi peningkatan kualitas berkali-kali lipat pada album mereka selanjutnya. Mereka memutuskan untuk tidak lagi melakukan tour, dengan kompensasi mereka memfokuskan diri pada rekaman studio. Berbagai hal mendasari keputusan ini, dari bosan melakukan konser, tidak dapat mendengarkan sound mereka disaat konser karena selalu tertutup dengan teriakan fans, hingga berbagai kasus kontroversi yang menerpa mereka. Konser komersil terakhir The Beatles terjadi di Candlestick San Franssisco pada 26 Agustus 1966.
Berbagai spekulasi dikeluarkan oleh media terkait keputusan tersebut. Segala opini dijawab The Beatles dengan keluarnya single “Penny Lane/ Strawberry Fields Forever” di bulan Februari 1967. Single tersebut dinyatakan sebagai single yang paling berkualitas dari single-single terdahulu. Dua lagu tersebut menandai era baru musik The Beatles.
Tak lama setelahnya, tepatnya pada bulan Juni 1967, keluarlah jawaban The Beatles atas keputusan brilian mereka untuk fokus pada rekaman. Album bertajuk “Sgt. Pepper Lonely Heart Club Band’ yang begitu fenomenal menandai puncak kualitas bermusik The Beatles. Majalah Rolling Stones menempatkan album Sgt. Pepper di urutan pertama di edisi 500 Greatest Albums of All Time. Album yang sangat konseptual ini menandai revolusi baru dalam sejarah musik rock yang dahulu ditandai oleh fenomena Elvis Perseley pada tahun 1956, dan fenomena Beatlemania tahun 1963.
Materi album Sgt. Pepper dipenuhi dengan berbagai eksperimen inovatif yang menandai begitu kompleks nya musik The Beatles. The Beatles kembali melakukan perombakan besar-besaran pada standar musik yang pernah ada, sehingga membuka berbagai inovasi lain yang dapat dilakukan orang-orang dalam bermusik. Semua lagu dalam album ini adalah masterpiece. Simaklah lagu memorial Lennon “A Day in the Life” yang berisi beragam sampling suara. Lirik lagu mereka semakin dalam dan puitis dengan aneka ragam tema cerita. Orang-orang pun mulai mempelajari lirik lagu mereka layaknya sebuah karya sastra yang membuka banyak interpretasi. “Lucy In The Sky With Diamonds” adalah lagu dengan lirik yang mengundang beragam interpretasi. Berbagai dugaan mengkaitkan lagu tersebut dipengaruhi narkotika, sesuai dengan judulnya yang bila disingkat akan menghasilkan “LSD”, salah satu produk narkotika yang kerap dikonsumsi para Beatle. Tak hanya di materi lagu, desain kulit album dan penampilan personil The Beatles juga mengalami perubahan yang menandai kedewasaan mereka. Secara umum, berbagai hal, bahkan hal yang begitu detail, dalam album ini mendapat sorotan dan pujian.
Pada25 Juni, The Beatles kembali mengeluarkan single barunya, “All You Need is Love” yang menjadi lagu kebangsaan gerakan generasi bunga saat itu. Single tersebut disiarkan secara global pada Our World (International TV Special), sebuah tv jaringan pertama. Beberapa bulan kemudan, mereka pergi kepada Maharishi Mahesh Yogi di Bangor untuk melakukan meditasi transen karena mereka merasa kondisi psikologis mereka kurang baik saat itu. Ditengah proses, datanglah sebuah kabar yang sangat buruk. Manajer mereka Brian Epstein ditemukan tidak bernyawa akibat overdosis. Emosi Epstein yang rapuh saat itu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti misalnya ketakutannya The Beatles tidak akan memperpanjang kontrak dengannya dan berbagai masalah bisnis lainnya. Kematian Epstein jugalah yang dipercaya membuat The Beatles kehilangan kendali seorang pemimpin, yang kemudian membuat mereka tak kuasa meredam konflik antar personil.
Kematian Epstein sangat memukul hati mereka. Walau dalam keadaan tertekan, mereka tetap memproduksi proyek film berikutnya. Film berjudul “Magical Mistery Tour”  yang mereka sutradarai sendiri, yang kemudian diputar pada menjelang Natal Desember 1967. Berbeda dengan film nya yang mendapat banyak kritikan pedas,soundtrack film ini mendapat tanggapan positif karena kualitasnya yang sebanding dengan album sebelumnya. Di Inggris, soundtrack ini dirilis sebagai EP berisikan 6 lagu yang dirilis awal Desember. Sedangkan di Amerika, soundtrack ini dirilis sebagai LP ditambah 5 lagu dari single-single mereka sebelumnya. Sebulan kemudian yaitu Januari 1968, The Beatles tampil sebagai cameo di produksi film animasi “Yellow Submarine”. Film ini kemudian dirilis pada bulan Juni 1968. Soundtrack-nya sendiri dirilis 7 bulan berikutnya.
Masih dalam keadaan penuh tekanan, The Beatles kembali ke Maharishi untuk melanjutkan meditasi-nya. Namun proses tersebut tidak bertahan lama, satu persatu mereka kembali. Harrison yang paling lama tinggal disana. Lennon sendiri meninggalkan Maharishi karena dia mendapat kabar bahwa Maharishi bermaksud me manipulasi band mereka, dan Lennon mengetahui Maharishi melakukan pelecehan sexual kepada muridnya. Namun dalam proses tersebut, The Beatles banyak mendapat inspirasi lagu untuk album berikutnya.
Sekembalinya The Beatles dari meditasi, mereka menggarap proyek album yang kemudian dirilis sebagai double album. Album yang dikenal sebagai “White Album” itu mempunyai sampul cover yang sederhana, secara umum berwarna putih, yang didedikasikan untuk Epstein. Album ini adalah album pertama yang dirilis di label Apple Records, label yang dibentuk The Beatles untuk mewujudkan impian Epstein. Dari proses rekaman album ini mulai terlihat perpecahan dalam diri The Beatles. Ketidak disiplinan Starr yang sering meninggalkan proses produksi. Lennon yang saat itu tengah berpacaran dengan Yoko Ono, seorang artis avant-garde dari Jepang, yang mana ia selalu membawa Ono ke studio ditentang oleh anggota Beatles lainnya, karena dianggap memecah konsentrasi. Lennon sendiri mulai mengkritik McCartney dengan mengatakan beberapa lagunya sperto Ob-La-Di, Ob-La-Da terdengar seperti musik tua. Album ini kemudian dirilis pada bulan November 1968 dan mendapat kritikan yang beragam. Beberapa menganggap kualitas album ini tidak sebanding dengan dua album sebelumnya. Di album ini, Lennon dan McCartney tidak menunjukkan peningkatan kualitas di lagu-lagu mereka, namun tidak demikian dengan Harrison yang mendapat banyak pujian atas beberapa lagu nya. Di album ini, musik The Beatles tidak nampak menyatu sebagai band seperti musik mereka di album terdahulu, namun lebih menonjolkan karakter masing-masing personil.
Di awal 1969, soundtrack “Yellow Submarine” dirilis. Album ini berisi 4 track lagu baru, beberapa lagu dari single terdahulu, serta 7 lagu instrumental komposisi George Martin. Di album ini, Harrison kembali mendapat pujian untuk komposisi “It’s All Too Much” dan “Only A Northern Song” yang semakin mengukuhkan diri nya sebagai pencipta lagu berkualitas.


No comments:

Post a Comment