MENJADI
BAND STUDIO
Di
bulan Juni 1966, Capitol Records merilis sebuah album kompilasi The Beatles
untuk pasar US. Album bertajuk “Yesterday and Today” itu menuai kontroversi
dimana foto kulit album menampilkan personil The Beatles berpakaian ala tukang
potong daging sedang tersenyum menyeringai dikelilingi potongan daging dan
boneka bayi. Menurut The Beatles sendiri gambar itu adalah sebuah lelucon satri
untuk Capitol Records dimana mereka mengartikan kompilasi berarti ‘memotong-motong’
lagu dari album mereka terdahulu. Tak lama kemudian album tersebut berganti
kulit album. Kini album dengan gambar tukang potong daging tersebut menjadi
koleksi langka yang tentunya para kolektor berani membayarnya dengan harga
mahal. Tak lama setelah kontroversi cover, The Beatles kembali menjadi sorotan
publik saat tour dunia mereka ke Filipina. Saat itu ibu negara Filipina, Imelda
Marcos, mengundang The Beatles untuk sarapan bersama. Epstein menolak tawaran
tersebut dengan sopan. Namun penolakan tersebut dianggap hinaan bagi rejim
Marcos. Terjadilah kericuhan yang membahayakan mereka, walau akhirnya mereka
dapat lolos keluar dari negeri itu dengan berbagai kesulitan.
Tak
lama sekembalinya mereka, lagi-lagi sebuah kisah kontroversi terjadi. Kelompok
agama dan sosial yang konservatif di US mengkritik mereka akibat komentar
Lennon saat diwawancarai reporter Inggris Maureen Cleave mengatakan bahwa
Kristiani sedang sekarat dan The Beatles lebih populer daripada Yesus. Berita
ini kemudian muncul di majalah remaja US Datebook. The
Beatles kemudian dilarang di bebereapa tempat. Afrika Selatan bahkan melarang
pemutaran lagu The Beatles hingga akhirnya diizinkan kembali di tahun
1971. Epstein balas mengkritik Datebookdengan
menyatakan bahwa tulisan mereka tidak sesuai dengan konteks wawancara saat itu.
Lennon menyatakan bahwa saat itu ia menunjuk bagaimana orang-orang begitu
mengelu-elukan mereka, sama seperti orang-orang menyukai televisi, dan dalam
hal ini, seperti hal nya Televisi, The Beatles lebih populer dari Yesus. Pada
akhirnya, Lennon pun meminta maaf kepada publik.
Terlepas
dari kontroversi yang berkelanjutan tersebut, The Beatles kembali merilis
sebuah album fenomenal lain pada bulan Agustus 1966. Album berjudul “Revolver”
kembali mendapat pujian dari berbagai media. Salah satu komentar bahwa di album
ini The Beatles kembali mengalami peningkatan kualitas dari album sebelumnya.
The Beatles kembali dipuji atas berbagai eksperimen sound dan inovasi original
pada materi lagu-lagu mereka. Perhatikan lagu “Tomorrow never knows “ yang
berisi berbagai sound-sound yang terdengar aneh namun begitu menyatu dengan
tema lagu mereka. Simak pula megahnya orkestrasi di lagu Eleanor Rigby yang
begitu mendukung cerita satir lagu itu. Album ini juga dianggap sebagai salah
satu momentum yang memperkuat perubahan musik mereka ke arah folk rock.
The
Beatles mengambil sebuah keputusan brilian yang sangat mempengaruhi peningkatan
kualitas berkali-kali lipat pada album mereka selanjutnya. Mereka memutuskan
untuk tidak lagi melakukan tour, dengan kompensasi mereka memfokuskan diri pada
rekaman studio. Berbagai hal mendasari keputusan ini, dari bosan melakukan
konser, tidak dapat mendengarkan sound mereka disaat konser karena selalu
tertutup dengan teriakan fans, hingga berbagai kasus kontroversi yang menerpa
mereka. Konser komersil terakhir The Beatles terjadi di Candlestick San
Franssisco pada 26 Agustus 1966.
Berbagai
spekulasi dikeluarkan oleh media terkait keputusan tersebut. Segala opini
dijawab The Beatles dengan keluarnya single “Penny Lane/ Strawberry Fields
Forever” di bulan Februari 1967. Single tersebut dinyatakan sebagai single yang
paling berkualitas dari single-single terdahulu. Dua lagu tersebut menandai era
baru musik The Beatles.
Tak
lama setelahnya, tepatnya pada bulan Juni 1967, keluarlah jawaban The Beatles
atas keputusan brilian mereka untuk fokus pada rekaman. Album bertajuk “Sgt.
Pepper Lonely Heart Club Band’ yang begitu fenomenal menandai puncak kualitas
bermusik The Beatles. Majalah Rolling Stones menempatkan album Sgt. Pepper di
urutan pertama di edisi 500 Greatest Albums of All Time. Album yang sangat
konseptual ini menandai revolusi baru dalam sejarah musik rock yang dahulu
ditandai oleh fenomena Elvis Perseley pada tahun 1956, dan fenomena Beatlemania
tahun 1963.
Materi
album Sgt. Pepper dipenuhi dengan berbagai eksperimen inovatif yang menandai
begitu kompleks nya musik The Beatles. The Beatles kembali melakukan perombakan
besar-besaran pada standar musik yang pernah ada, sehingga membuka berbagai inovasi
lain yang dapat dilakukan orang-orang dalam bermusik. Semua lagu dalam album
ini adalah masterpiece. Simaklah lagu memorial Lennon “A Day in the Life” yang
berisi beragam sampling suara. Lirik lagu mereka semakin
dalam dan puitis dengan aneka ragam tema cerita. Orang-orang pun mulai
mempelajari lirik lagu mereka layaknya sebuah karya sastra yang membuka banyak
interpretasi. “Lucy In The Sky With Diamonds” adalah lagu dengan lirik yang
mengundang beragam interpretasi. Berbagai dugaan mengkaitkan lagu tersebut
dipengaruhi narkotika, sesuai dengan judulnya yang bila disingkat akan
menghasilkan “LSD”, salah satu produk narkotika yang kerap dikonsumsi para
Beatle. Tak hanya di materi lagu, desain kulit album dan penampilan personil
The Beatles juga mengalami perubahan yang menandai kedewasaan mereka. Secara
umum, berbagai hal, bahkan hal yang begitu detail, dalam album ini mendapat
sorotan dan pujian.
Pada25
Juni, The Beatles kembali mengeluarkan single barunya, “All You Need is Love”
yang menjadi lagu kebangsaan gerakan generasi bunga saat itu. Single tersebut
disiarkan secara global pada Our
World (International TV Special), sebuah tv jaringan pertama.
Beberapa bulan kemudan, mereka pergi kepada Maharishi Mahesh Yogi di Bangor
untuk melakukan meditasi transen karena mereka merasa kondisi psikologis mereka
kurang baik saat itu. Ditengah proses, datanglah sebuah kabar yang sangat
buruk. Manajer mereka Brian Epstein ditemukan tidak bernyawa akibat overdosis.
Emosi Epstein yang rapuh saat itu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
misalnya ketakutannya The Beatles tidak akan memperpanjang kontrak dengannya
dan berbagai masalah bisnis lainnya. Kematian Epstein jugalah yang dipercaya
membuat The Beatles kehilangan kendali seorang pemimpin, yang kemudian membuat
mereka tak kuasa meredam konflik antar personil.
Kematian
Epstein sangat memukul hati mereka. Walau dalam keadaan tertekan, mereka tetap
memproduksi proyek film berikutnya. Film berjudul “Magical Mistery Tour”
yang mereka sutradarai sendiri, yang kemudian diputar pada menjelang Natal
Desember 1967. Berbeda dengan film nya yang mendapat banyak kritikan pedas,soundtrack film ini mendapat tanggapan positif
karena kualitasnya yang sebanding dengan album sebelumnya. Di Inggris,
soundtrack ini dirilis sebagai EP berisikan 6 lagu yang dirilis awal Desember.
Sedangkan di Amerika, soundtrack ini dirilis sebagai LP ditambah 5 lagu dari
single-single mereka sebelumnya. Sebulan kemudian yaitu Januari 1968, The
Beatles tampil sebagai cameo di produksi film animasi “Yellow Submarine”. Film
ini kemudian dirilis pada bulan Juni 1968. Soundtrack-nya sendiri dirilis 7
bulan berikutnya.
Masih
dalam keadaan penuh tekanan, The Beatles kembali ke Maharishi untuk melanjutkan
meditasi-nya. Namun proses tersebut tidak bertahan lama, satu persatu mereka
kembali. Harrison yang paling lama tinggal disana. Lennon sendiri meninggalkan
Maharishi karena dia mendapat kabar bahwa Maharishi bermaksud me manipulasi
band mereka, dan Lennon mengetahui Maharishi melakukan pelecehan sexual kepada
muridnya. Namun dalam proses tersebut, The Beatles banyak mendapat inspirasi
lagu untuk album berikutnya.
Sekembalinya
The Beatles dari meditasi, mereka menggarap proyek album yang kemudian dirilis
sebagai double album. Album yang dikenal sebagai “White Album” itu mempunyai
sampul cover yang sederhana, secara umum berwarna putih, yang didedikasikan
untuk Epstein. Album ini adalah album pertama yang dirilis di label Apple
Records, label yang dibentuk The Beatles untuk mewujudkan impian Epstein. Dari
proses rekaman album ini mulai terlihat perpecahan dalam diri The Beatles.
Ketidak disiplinan Starr yang sering meninggalkan proses produksi. Lennon yang
saat itu tengah berpacaran dengan Yoko Ono, seorang artis avant-garde dari
Jepang, yang mana ia selalu membawa Ono ke studio ditentang oleh anggota
Beatles lainnya, karena dianggap memecah konsentrasi. Lennon sendiri mulai
mengkritik McCartney dengan mengatakan beberapa lagunya sperto Ob-La-Di,
Ob-La-Da terdengar seperti musik tua. Album ini kemudian dirilis pada bulan
November 1968 dan mendapat kritikan yang beragam. Beberapa menganggap kualitas
album ini tidak sebanding dengan dua album sebelumnya. Di album ini, Lennon dan
McCartney tidak menunjukkan peningkatan kualitas di lagu-lagu mereka, namun
tidak demikian dengan Harrison yang mendapat banyak pujian atas beberapa lagu
nya. Di album ini, musik The Beatles tidak nampak menyatu sebagai band seperti
musik mereka di album terdahulu, namun lebih menonjolkan karakter masing-masing
personil.
Di
awal 1969, soundtrack “Yellow Submarine” dirilis. Album ini
berisi 4 track lagu baru, beberapa lagu dari single terdahulu, serta 7 lagu
instrumental komposisi George Martin. Di album ini, Harrison kembali mendapat
pujian untuk komposisi “It’s All Too Much” dan “Only A Northern Song” yang
semakin mengukuhkan diri nya sebagai pencipta lagu berkualitas.