Nabi Musa as berdasarkan islam dan agama tauhid. Nabi Musa as
menghabiskan masa sepuluh tahun itu dalam keadaan jauh dari kaumnya dan
keluarganya. Masa sepuluh tahun ini adalah masa yang paling penting dalam
kehidupannya. Ia merupakan masa persiapan yang besar. Pada setiap malam
Nabi Musa as merenungkan bintang-bintang. Nabi Musa as mengikuti terbitnya
matahari dan tenggelamnya. Pada setiap siang nabi Musa memikirkan
tumbuh-tumbuhan; bagaimana ia membela tanah dan mekar. Nabi Musa as
memperhatikan hari; bagaimana ia menghidupkan bumi setelah bumi itu mati, lalu
bumi itu menjadi tempat yang indah dan subur. Nabi Musa as memperhatikan alam
yang luas dan ia tempak tercengan dan kagum dengan ciptaan Allah SWT.
Sebenarnya pemikiran-pemikiran dan perenungan-perenungan tersebut jauh
jauh hari sudah tersembunyi di dalam dirinya dan menetap di dalam jiwanya.
Bukankah nabi Musa as terdidik di istana Firaun. Ini berarti bahwa beliau
menjadi seorang mesir yang mempunyai wawasan luas, orang mesir menunjukkan
kekuatan fisiknya, orang mesir dengan segala makanannya dan minumannya. Jadi,
segala hal yang ada pada nabi Musa as berbau mesir. Nabi Musa as siap sipa
untuk menerima wayu dari Allah dengan bentuk yang baru. Yaitu wayu Illahi yang
langsung datang tanpa perantara seorang malaikat di mana Allah SWT yang
berbicara dengannya secara langsung.
Oleh karena itu, sebelum datangnya watyu itu perlu adanya persiapan
mental dan moral, sendangkan persiapa fisik telah selesai dilaluinya di mesir.
Nabi Musa as tumbuh di sitana yang paling besar yang dimiliki penguasa di bumi
dan di suatu pemerintahan yang paling kaya di bumi. Nabi Musa as menjadi
seorang pemuda yang kuat di mana bukan hanya sekedar memisahkan seseorang yang
berkelahi, namun justru membunuhnya meski tanpa sengaja. Setelah persiapan
fisik yang kuat, kini nabi Musa as harus melewati persiapan mental yang
seimbang. Yaitu persiapan yang dilakukan melalui pengasingan yang sempurna di
mana beliau hidup di tengah-tengah guru dan tempat pengembalaan yang beliau
belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Beliau hidup di tengah-tengah orang
asing yang belum pernah beliau lihat sebelumnya.
Sering kali nabi Musa as mendapatkan kesunyian dan keheningan di balik
pengasingan itu. Allah SWT mempersiapkan hal tersebut kepada nabi-Nya agar
setelah itu beliau mampu memegang amanat yang besar dari Allah SWT. Datanglah
suatu hari atas nabi muas as. Selesailah masa yang ditentukan. Kemudian nabi
Musa as merasakan kerinduan untuk kembali ke mesir. Dengan berlalunya waktu,
hukuman yang harus dijalaninya dengan sendirinya gugur.
Nabi Musa as mengetahui hal itu, tetapi beliau juga mengetahui bahwa
undang-undang di mesir sebenarnya terletak pada kekuatan penguasa, jika
penguasa berkehendak maka nabi Musa as dapat menerima hukuman, dan jika tidak
berkehendak maka dia akan memafaatkannya, meskipun yang bersangkutan berhak
mendapatkan hukuman. Nabi Musa as menyadari hal itu, nabi muas as tidak
sepenuhnya yakin ia akan selamat ketika beliau menginjakkan kakinya di mesir
seperti keyakinannya bahwa beliau selamat di tempatnya sekarang. Meskipun
demikian, rasa rindunya untuk melakukan perjalanan kembali ke tempatnya
mendorong nabi Musa as segera menuju ke mesir. Nabi Musa mengambil keputusan
yang tepat
.
Nabi Musa as
berkata kepada isterinya :
“Besok kita akan
mulai perjalanan ke mesir:
“Di dalam
perjalanan terdapat seribu macam bahaya tetapi ketenangan tetap menghiasai
Musa.” Istri nabi Musa as taat kepada nabi Musa as.
Nabi Musa as
keluar bersama keluarganya dan melakukan perjalanan. Bulan bersembunyi di balik
gumpalan awan yang tebal dan kegelapan menyelimuti sana-sini. Sementara itu,
petir menyambar sangat keras dan langit menurunkan hujan. Cuaca tampak tidak
bersahabat. Di tengah-tengah perjalanannya, nabi Musa as tersesat. Nabi Musa as
mendapatkan dua potongan batu kemudian beliau memukul keduanya dan
menggesek-gesekkan keduanya agar mendapatkan api dariny sehingga beliau dapat
berjalan. Tapi sayang, beliau tidak mampu melakukan hal itu. Angin yang bertiup
kencang memadamkan api kecil itu.
No comments:
Post a Comment