Fir’aun tampak keseharanan
sekali melihat tingkah isterinya yang mendekap anak kecil yang ditemuka di tepi
sungai. Fir;aun tampak tercengang karena isterinya menangis karena gembira, di
mata fir’aun tidak pernah mendapati isterinya menangis karena sebahagia itu.
Fir’aun mulai menyadari bahwa isterinya menyayangi anak itu seperti anaknya
sendiri. Fir’aun berkata dalam hati : “Mungkin ia ingat bahwa ia tidak mampu
melahirkan anak dan menginginkan anak ini”. Akhirnya, Fir’aun sepakat atas apa
yang dikatakan oleh isterinya. Fir’aun memenuhi keinginannya dan menyetujui
untuk merawat dan mendidik anak itu di istana.
Setelah mendengar persetujuan
dari suaminya, tampaklah keceriaan yang hebat di wajah sang istri.
Fir’aun belum pernah menyaksikan keceriaan seperti itu. Pada sebagai seorang
suami ia telah memberikan berbagai macam hadiah kepada istrunya, berbagai
perhiasan dan juga budak ia berikan kepada isterinya. Namun isterinya belum
pernah tersenyum. Ia menyangka bahwa isterinya tidak mengertia arti senyuman.
Dan sekarang, firaun melihat wajah isterinya dipenuh dengan senyum
keceriaan. Sementar itu Nabi Musah yang masih bayi mulai menangis karena
lapar. Isteri nabi firaun berkata kepada suaminya : “Anakku yang kecil sedang
lapar”, kemudian firaun berkata : “Datangkanlah kepadanya wanita yang
menyusui”, kemudian datanglah kepadanya seorang wanita yang menyusui dari
istana. Wanita itu mencoba untuk menyusui Nabi Musa as, tapi tanpa diduga nabi
Musa as malah menolkanya. Kemudian didatangkan wanita yang kedua, kemudian ke
tiga, lalu sampai kesepuluh namun nabi Musa as tetap menangis dan tidak mau
menyusu kepada seorang wanita pun di antara mereka. Melihat hal tersebut,
isteri firaun menangis karena tidak tahan melihat penderitaan anak kecil yang
baru ditemukannya. Ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya
Namun yang merasa sedih dan
menangis bukan hanya isteri firaun, ibu kandung nabi Musa juga merasa sedih dan
menangis. Ketika ibunya melempar nabi Musa ke sungai nil, ia merasa bahwa ia
sedang melempar buah hatinya ke sungai. Lalu peti yang dilemparkan itu hilang
di bawah oleh air sungai dan beritanya pun tersembunyi. Dan ketika datang waktu
pagi, ibu nabi Musa merasakan kesedihan yang selalu menghantuinya. Hampir saja
ia pergi ke istana firaun untuk mendapatkan berita tentang anaknya kalau, Allah
SWT menaruh kedamaian dalam hatinya sehingga ia menyerahkan urusan anaknya
kepada Allah SWT.kemudian, ia berkata kepada saudara perempuan Nabi Musa as.
“Pergilah dengan tenang ke istana firaun dan berusahalah
untuk mendapatkan berita tentang Musa dan hendaklah engkau hati hati agar
jangan sampai mereka mengetahuimu”, kemudian saudara perempuan nabi Musa pergi
dengan tenang. Akhirnya ia mendengarkan kisah tentang Nabi Musa as secara
sempurna. Ia melihat nabi Musa as dari kejauhan dan mendengarkan suara
tangisannya. Ia melihat mereka dalam keadaan kebingungan dimana mereka tidak
mengetahui bagaimana menyusuinya. Ia mendengar bahwa nabi Musa as menolak
tawaran wanita yang mencoba menyusuinya.
Saudara perempuan nabi as berkara kepada para pengawal
firaun
“apakah kalian mau aku tunjukkan suatu keluarga yang
dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya”. Lalu Isteri firaun menjawab :
“seandainya kamu dapat membawa kami kepada wanita yang
dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya niscaya kami akan memberimu hadiah yang
besar. Yaitu sesuatu yang engkau inginkan akan kami penuhi”. Lalu saudara
perempuan nabi Musa as itu kembali dan menghadirkan ibunya. Si ibu menyusuinya
dan nabi Musa pun menyusu dengan tennang. Melihat hal itu, isteri firaun pun
sangat gembira dan berkata :
“Bawalah dia hingga waktu penyusuannya selesai, lalu
kembalikanlah dia kepada kami dan kami akan memberimu sesuatu balasan yang
besar atas penyusuan dan pendidikan yang engkau berikan”
Itulah cara Allah yang maha adil dan maha kuasa
mengembalikan Nabi Musa kepada ibunya agar ia merasagembira dan hatinya menjadi
tenang dan tidak bersedih juga agar ia mengetahui bahwa janji Allah SWT benar
dan bahwa perintah-Nya dan ketentuan-Nya pasti terlaksana meskipun banyak
rintangan dan tantangan, Allah SWT berfirman :
“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hamper
saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan
hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan
berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan. “Ikutilah dia”. Maka
terlihatlah olehnya Musah dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan
Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yhang mau menyusui-nya
sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa : “Maikah kamu aku tunjukkan kepadamu
ahlubait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik
kepadany?. Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan
tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Qs. 28 : 10 – 13)
Ibu nabi Musa as yang asli
menyempurnakan penyusuan lalu menyerahkannya ke rumah firaun. Saat itu nabi
Musa as disenangi dan disukai semua orang. Allah SWT berfirman :
“Yaitu : Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti,kemudian
lemparkanlah ia ke sungai (nil),maka pasti sungai itu membawanya ke tepi
sungai, supaya diambil oleh (fir’aun) musuhku dan musuhya. Dan aku telah
melimpahkan kepadamu kasih saying yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh
di bawah pengawasan-Ku” (Qs. 20 : 39)
Tiada seorang pun yang melihat nabi Musa as kecuali ia
akan mencintainya. Nabi Musa as dididik di istana terbesar di bawah bimbingan
dan penjagaan Allah Yang Maha Kuasa. Pendidikan Nabi Muas as dimulai di rumah
firaun di mana di dalamnya terdapat ahli pendidikan dan para pengajar. Mesir
saat itu merupaka Negara yang besar di Dunia dan Firaun sebagai raja yang
paling kuat. Karena itu dengan mudah Firaun mampu mengumpulkan para pakar
pendidikan dan para cendekiawan. Demikianlah hikmah Allah Swt berkehendak
agar Nabi Musa as terdiri di bawah pendidikan yang besar dan ditangani
pakar-pakar pendidik yang terlatih. Ironisnya, hal ini terjadi di rumah musuhnya
yang pada suatu hari nanti akan hancur di tangannya, sebagai bentuk pelaksanaan
dari perintah Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Musa as tumbuh di rumah firaun. Beliau mempelajari
ilmu hisab, ilmu bangunan, ilmu kimia dan bahasa. Beliau tidur di bawah
bimbingan agama. SWehingga nabi Musa tidak mendengar omongan kosong yang
dikatakan oleh pendidik tentang ketuhanan firaun. Jarang sekali ia mendengar
bahwa firaun adalah tuhan. Beliau pun menepis pernyataan dan anggapan ini.
Beliau tinggal bersama firaun di satu rumah. Nabi Musa mengetahui lebih dari
pada orang lain bahwa firaun hanya sekedar manusia biasa yang lalim. Nabi Musa
juga mengetahui bahwa ia bukanlah anak dari firaun. Ia adalah anak
seorang dari bani israil. Ia menyaksikan bagaimana para pengawal firaun dan
para pengikutnya menindas masyarakat bani israil. Akhirnya, nabi Musa tumbuh
besar dan mencapai kekuatannya.
Ketika para pengawal lali darinya, nabi muas as memasuki
kota. Nabi Musa as berjalan-jalan di sekitar kota. Kemudian nabi Musa as
mendapati seorang lelaki dari pengikut firaun yang sedang berkelahi dengan
seorang bani israil. Lalu seorang yang lemah dari kedua orang itu meminta
tolong kepadanya. Nabi Musa as pun turut campur dalam urusan itu. Nabi muas as
mendorong dengan tangannya seorang lalaki yang berbuat aniyaa itu. Ternyata
nabi Musa as membunuhnya. Ketika itu memang nabi Musa terkenal sebagai orang
yang kuat. Nabi Musa berniat untuk melerai kedua orang yang berkelahi itu,
namun tanpa sengaja malah membunuhnya, lelaki itu tersungkur kemudian
mati. Nabi Musa as kemudian kepada pada diri sendiri. Ini adalah
perbuatan shetan. Sesungguihnya ia adalah musuh yang menyesatkan dan nyata.
Kemudian nabi Musa as berdoa kepada Allah dan berkata :
“Ya TUhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku maka
ampunilah aku” Allah yang maha pengampun pun mengampuninya. Allah berfirman
“Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya.
Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota
(Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka didapatinya di dalamkota itu
dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani israil)
dan seorang lagi dari musuhnya (kaum firaun). Maka orang yang dari
golongannya meminta pertolongan darinya, untuk mengalahkan orang yang dari
musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matlah musuhnya itu. Musa berkata :
“Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya setan adalah
musuh yang menyesatkan lagi (permusuhannya).
Musa berdoa :
“Ya Thanku,
sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”.
Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya dialah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang. Musa berkata : “Ya Tuhanku, demi nikmat yang engkau anugrahkan
kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang
berdosa”
No comments:
Post a Comment