Saturday, March 22, 2014

Kisah Dynasty Warrior (Part.3)

Yuan Shao (bangsawan dari utara kemudian dikalahkan Cao Cao)
                                      
       Yuan Shao, bernama lengkap Yuan Benchu (154 – 202) adalah salah seorang penguasa daerah utama yang menguasai daerah utara Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Ia juga kakak sepupu (sumber lain:saudara tiri) dari Yuan Shu, penguasa daerah sekitar sungai Huai.
Sebagai salah satu penguasa terkuat di zamannya, Yuan Shao merintis koalisi penguasa daerah melawan Dong Zhuo yang menguasai istana dan berkuasa atas kaisar Xian. Pada tahun 200, ia memimpin ekspedisi melawan Cao Cao tetapi kalah telak pada Pertempuran Guandu. Ia meninggal 2 tahun kemudian di kota Ye.


Kisah (Novel)

      Terlahir di keluarga ningrat, Yuan Shao adalah putra dari mantan Menteri Interior Yuan Feng dan keponakan dari Menteri Yuan Wei. Walaupun ia membantu Dong Zhuo dalam membantai sida-sida, Yuan Shao menentang Dong Zhuo mengganti kaisar Bian. Akhirnya ia mendirikan koalisi melawan Dong Zhuo dan terpilih menjadi Komandan Utama. Mereka berhasil menguasai Luoyang tetapi gagal menumpas Dong Zhuo.
Ketika perpecahan terjadi pada koalisi, Yuan Shao mulai melakukan penaklukkan daerah utara. Awalnya ia banyak meminjam suplai makanan dari Jizhou, daerah yang kaya tetapi lemah dalam pertahanan. Mengikuti saran Feng Ji, Yuan Shao meminta bantuan dari Gongsun Zan untuk menyerang Jizhou. Ketika Han Fu, sang penguasa Jizhou menyerah, Yuan Shao memimpin dan merekrut banyak talenta dari distrik tersebut. Janji Yuan Shao untuk berbagi daerah dengan Gongsun Zan tidak ditepati sehingga Gongsun Zan berupaya menyerang Yuan Shao. Gongsun Zan gagal dalam upayanya dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Saat ini Yuan Shao berhasil menguasai hampir seluruh daerah utara seperti Youzhou, Qingzhou, dan Bingzhou. Banyak kesuksesan Yuan Shao ditunjang oleh pemikiran Tian Feng dan Ju Shou; ini mengakibatkan kecemburuan dari penasehat yang lain seperti Guo Tu dan Feng Ji.
Kekuatan politik Cao Cao di istana meresahkan Yuan Shao. Suatu ketika, Yuan Shao memiliki kesempatan untuk menghancurkan Cao Cao saat Cao Cao sedang sibuk bertikai dengan Lu Bu,Liu Bei,Yuan Shu dan Zhang Xiu. Kesempatan itu dilewatkannya karena putra bungsunya sakit. Pada saat ia memutuskan untuk menyerang, Cao Cao telah membangun kekuatan dan siap untuk bertempur. Yuan Shao meminta bantuan para penasehatnya, tetapi tidak terdapat kata sepakat di antara mereka. Walaupun Tian Feng dan Ju Shou telah memberi analisa yang brilian, tetapi Yuan Shao lebih memilih solusi yang diberikan Guo Tu dan Shen Pei.
Dengan seluruh kekuatannya ditempatkan di Guandu, Yuan Shao banyak melakukan kesalahan demi kesalahan dengan puncaknya adalah pengkhianatan Xu You dan musnahnya gudang persediaan makanan di Wuchao. Seluruh kekuatan yang telah ia kumpulkan akhirnya hancur dalam suatu pertempuran. Yuan Shao juga tidak berhasil untuk bersekutu dengan Yuan Shu yang kerap memusuhinya. Kebodohan, keserakahan, ketidak mampuan untuk mengambil keputusan dan kesombongan akan kekuasaan adalah hal-hal yang menyebabkan kehancuran dininya.

Liu Biao (bangsawan dari Jingzhou)
                                                     
      Liu Biao, adalah seorang yang cukup terkemuka di zaman dinasti Han. Dia berkuasa di daerah Jing Zhou yang subur. Saat itu Liu Bei sedang dalam pelarian dan meminta suaka pada Liu Biao, sehingga Liu Bei selama beberapa waktu singgah disana bersama beberapa pahlawannya, yaitu Guan Yu alias Yun Chang, Zhang Fei alias Yi De, Zhao Yun alias Zi Long, dan ahli strategi terkenal di zaman tiga kerajaan atau SAM KOK yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming.
Liu Biao semakin tua dan merasa dirinya tidak sanggup untuk mengatur negaranya lagi, bermaksud untuk memberikan kekuasaan pada Liu Bei, tetapi ditolaknya. Maka, Liu Biao membuat surat wasiat supaya setelah ia meninggal, kekuasaan diberikan pada Liu Qi. Tetapi istri kedua dari Liu Biao tidak menyetujuinya, maka ia membuat surat wasiat palsu agar Liu Cong diangkat sebagai pengganti suaminya.
Setelah Liu Biao meninggal dunia, anak tirinya Liu Cong yang masih berusia 14 tahun naik tahta. Saat itu Cao Cao bersama ribuan pasukannya bermaksud untuk menguasai daerah Jing Zhou dan sekitarnya. Beberapa pembesar almarhum Liu Biao menyarankan Liu Cong untuk menyerah pada Cao Cao. Tentunya Cao Cao dengan senang hati menerimanya dan diangkat sebagai raja muda.
Liu Bei dan anak kandung Liu Biao, Liu Qi, tentu saja bersedih atas kematian Liu Biao ini dan mereka berkabung selama beberapa waktu
.
Gongsun Zan (Jenderal Han di perbatasan timur laut)
                                   
       Gongsun Zan (? - 199) adalah seorang panglima perang pada masa akhir dinasti Han Timur atau sebelum Zaman Tiga Negara. Gongsun Zan menjadi salah satu pemimpin yang bergabung dalam aliansi melawan pemerintahan negara yang sudah dikuasai oleh Dong Zhuo. Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei sebelum membentuk negara Shu, bekerja pada Gongsun Zan. Gongsun Zan memiliki anak bernama Gongsun Xu. Gongsun Zan pernah bertarung dengan Yuan Shao dalam pertempuran Yijing. Dia dikalahkan dan akhirnya bunuh diri.

Lu Bu (Jenderal bengis, membunuh 2 ayah angkatnya)
                                      
      
Lu Bu (153 – 198), nama lengkap Lu Fengxian, lahir di Wuyuan (sekarang di wilayah Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara.Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda yang sangat sakti bernama red hare (Chittu Ma)

Ia walaupun sangat lihai bertarung, namun juga adalah seorang yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya. Lu Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan naik pangkat menjadi letnan jenderal.

Lu Bu kemudian termakan hasutan Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan. Setelah Dong Zhuo mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lu Bu sebagai anak angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lu Bu akhirnya membunuh Dong Zhuo setelah dihasut oleh salah satu menteri istana, Wang Yun. Setelah kematian Dong Zhuo, Lu Bu lalu diangkat sebagai panglima besar kekaisaran. Di dalam catatan sejarah, Lu Bu diceritakan menjalin hubungan gelap dengan seorang dayang-dayang Dong Zhuo yang tidak disebutkan namanya. Di dalam Kisah Tiga Negara, karakter ini menjadi Diao Chan, yang juga diangkat sebagai anak oleh Dong Zhuo.
Hanya sebulan setelah kematian Dong Zhuo, bawahannya, Li Jue memimpin pasukan menyerang dan mengusir Lu Bu dari ibukota. Lu Bu kemudian melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shu, yang menolak untuk menerimanya, lalu Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei.
Ia akhirnya menyusun kekuatan di Xiapi, di mana ia sering terlibat pertempuran dengan Cao Cao. Tahun 198, Cao Cao menyerang Xiapi dan memukul mundur pasukan Lu Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lu Bu selama 3 bulan. Lu Bu dengan moral pasukan yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Lu Bu tertangkap oleh Cao Cao dan memohon kepadanya agar melepaskannya. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lu Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lu Bu kemudian dicekik sampai mati oleh Cao Cao.

Ma Teng (Penguasa Liangzhou)
                                                       
 
      Ma Teng (156 - 211) adalah seorang panglima perang pada masa Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Ma Teng mengontrol wilayah Liangzhou bersama dengan saudara angkatnya Han Sui dan mereka bersama terlibat dalam usaha untuk mendapatkan otonomi dari pemerintahan Han pusat. Ma Teng adalah ayah dari Ma Chao dan paman dari Ma Dai, yang dimana kedua orang itu kemudian bekerja pada kerajaan Shu.


Kaisar Xiandi (Kaisar terakhir Dinasti Han)

       Kaisar Xiandi adalah Kaisar terakhir Dinasti Han,sebelum berkuasa beliau dikenal sebagai Pangeran Chen Liu, setelah kakak kandungnya yaitu Kaisar Shao mangkat akibat di bunuh oleh Dong Zhuo, Kaisar Xian naik tahta sebagai Kaisar boneka untuk Dong Zhuo, kaisar Xian sendiri merupakan keponakan dari Liu Bei, beliau berkuasa sampai tahun 221 akibat perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh putra Cao Cao yang bernama Cao Pi.

Zhang Jiao, sang pemberontak sanggul kuning
                                                     
       Zhang Jiao (? - 184), terkadang disebut sebagai Zhang Jue, adalah salah satu tokoh di zaman Dinasti Han. Ia lahir di Julu (sekarang Xingtai, Hebei).
Peran dalam Kisah Tiga Negara

      Di dalam Kisah Tiga Negara ia dikisahkan menerima anugrah buku Ilmu Taiping dari seorang tua yang sebenarnya adalah Dewa Nanhua sewaktu mengambil obat di gunung. Ia kemudian menekuni isi buku tadi dan setelahnya menyebut diri sendiri sebagai Penerang Jalan Taiping.
Pada tahun 184, wabah penyakit meluas di seluruh pelosok Tiongkok. Zhang Jiao kemudian berkelana ke banyak daerah dan menyembuhkan penyakit dengan air jimatnya. Lalu, dengan gelar Taixian Liangshi. Pengaruhnya dengan cepat menyebar dan diterima rakyat karena pemerintahan Dinasti Han waktu itu sangat lemah dan tidak efisien sehingga menyengsarakan kehidupan rakyat.
Dalam waktu singkat, ia telah berhasil menghimpun ratusan ribu pengikut yang kemudian memberontak kepada kekaisaran dengan mengikatkan serban kuning di kepala mereka. Dari sini pula mereka mendapatkan sebutan pemberontak Serban Kuning.
Tahun yang sama, Zhang Jiao mati karena sakit. Kedua adiknya juga tewas dalam pertempuran. Kehilangan pemimpin, pemberontakan dipadamkan dengan waktu singkat. Namun pemberontakan ini adalah salah satu faktor yang mempercepat keruntuhan Dinasti Han.


No comments:

Post a Comment