Sunday, March 23, 2014

Kisah Dynasty Warrior (Part.4)

Diao Chan, Sang Penggoda
                                            
       Diaochan , kadang ditulis sebagai Diao Chan Dikatakan kecantikan Diao Chan dapat membuat awan-awan menutupi bulan purnama. Maksudnya kecantikan Di¨¡o Ch¨¢n menutupi kecantikan bulan purnama.
Diao Chan adalah pelayan Wang Yun yang telah dianggap seperti anak kandung sendiri. Wang Yun lalu memakai siasat wanita cantik dengan persetujuan Diao Chan sendiri untuk memecah belah Dong Zhuo yang saat itu berkuasa sewenang-wenang dengan Lu Bu, panglima andalan sekaligus anak angkat Dong Zhuo snediri. Secara lengkap, kisah Diao Chan diceritakan dalam San Guo Yan Yi.
Nama Diao Chan sendiri tidak tercatat di dalam sejarah tertulis dan sangat mungkin merupakan cerita rakyat yang dibakukan dalam novel San Guo Yan Yi hasil karya Luo Guanzhong. Dalam sejarah tertulis memang tercatat bahwa Lu Bu memiliki hubungan perselingkuhan dengan pelayan Dong Zhuo, namun tidak ada bukti bahwa nama pelayan itu Diao Chan. Bahkan sangat mungkin tidak, karena nama Diao tidak umum dipakai sebagai nama keluarga. Lagipula "Diao Chan" mungkin merujuk ke bulu ekor "Diao" / sable (sejenis musang yang bulunya sering dijadikan perlengkapan pakaian) dan dekorasi giok berbentuk "Chan" / cicada (jengkerik / tenggerek) yang merupakan hiasan topi pejabat era Han.
Catatan mengenai Diaochan hanya terdapat di dalam novel Kisah Tiga Negara. Tidak adanya ditemukan catatan mengenai Diaochan di dalam buku sejarah resmi, menyebabkan sejarahwan tetap menganggap Diaochan sebagai tokoh fiksi ciptaan Luo Guanzhong, sang penulis novel tersebut.

He Jin (Pemimpin pembasmi Sanggul Kuning)

       He Jin (135 – 189) was the elder half-brother of Empress He, consort to Emperor Ling of the late Eastern Han Dynasty in China. He shared power with his sister as regents in 189, following the death of Emperor Ling. In the ensuing struggle with the influential eunuch faction for power, He Jin was assassinated. His death allowed Dong Zhuo to seize military control over the capital Luoyang and take control of the imperial court. The subsequent breakdown of a central command brought forth the beginning of massive civil wars which led to the formation of the era known as the Three Kingdoms.

Cao Wei (Kerajaan Wei)

Cao Cao (Raja perang, mempersatukan utara Tiongkok)
                 
       Cao Cao (155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal. Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal di kalangan.Tionghoa Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.
Ia lahir di kota Qiao (sekarang di wilayah provinsi Anhui). Karir politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam legitimasi Dinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.
Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Han Xiandi yang pada saat itu mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya.
Kemenangan terbesarnya adalah Pertempuran Guandu menaklukkan Yuan Shao yang pada saat itu merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara.
Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun kekuatan untuk invasi ke Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun Quan. Pertempuran Chibi adalah pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.
Ia memaklumatkan diri sebagai Raja Wei. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan diri sebagai Kaisar Wei dan sekaligus berdirinya negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat statusnya menjadi Kaisar Wei Wudi.


Sima Yi (Penasehat Militer)
                                                                                                        
       Sima Yi (179 - 251) bernama lengkap Sima Zhongda adalah seorang penasehat militer terkenal negara Cao Wei di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di He Nei (sekarang kabupaten Wen, Henan).Dia mengabdi kepada Wei dalam 3 generasi berturut turut. Setelah cucunya, Sima Yan merebut kekuasaan dari kaisar Wei, Cao Huan, ia kemudian digelari menjadi kaisar Xuandi oleh sang cucu.

Guo Jia (Penasehat militer, mati muda)

       Guo Jia (Hanzi: 170 - 207), bernama lengkap Guo Fengxiao , adalah salah satu ahli strategi Cao Cao pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya ia mengabdi kepada Yuan Shao. Ia kemudian menjadi penasehat Cao Cao setelah direkomendasikan oleh Xun Yu. Selama 11 tahun membantu Cao Cao, kecerdasannya sangat berperan dalam menaklukkan Lu Bu, Yuan Shao, dan pemimpin suku Wuhuan yaitu Ta Dun. Guo Jia adalah salah satu ahli strategi favorit Cao Cao yang paling dipercaya
.
Kisah (Novel)

       Semasa bekerja pada Cao Cao, Guo Jia memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan advis. Saat Liu Bei meminta suaka, dia membujuk Cao Cao untuk menerimanya agar menghindari ketidak puasan masyarakat umum. Ia juga meyakinkan Cao Cao bahwa Yuan Shao tidak perlu ditakuti. Sesuai dengan perkataan Guo Jia, Cao Cao akhirnya dapat menaklukkan Yuan Shao. Guo Jia juga yang menekankan pentingnya menuntaskan penaklukan putra-putra Yuan Shao yang lari ke utara. Dia berkata "Walaupun ketenaran Yang Mulia terdengar di seluruh negeri, tetapi bangsa di padang pasir utara tidak takut pada kita karena mengandalkan kesulitan medan di wilayahnya. Saat ini mereka belum siap bertahan melawan kita. Maka saran saya adalah kita serang dan kita pasti menguasai mereka. Selain itu Yuan Shao baik terhadap bangsa itu, belum lagi kedua putranya. Mereka harus dihancurkan sebelum menyulitkan kita."
Lanjutnya, "Masalah Liu Biao akan menyerang, itu cuma isu belaka. Liu Bei tidak sanggup mengemban tanggung jawab besar walaupun cocok dengan yang kecil. Anda bisa meninggalkan ibukota dengan rasa aman, tidak akan terjadi apa-apa." Guo Jia setia membimbing Cao Cao sampai akhir hayatnya;ia meninggal pada usia yang muda, 37 tahun. Cao Cao sangat terpukul atas kejadian ini.

Kutipan
 
       "Jika Fengxiao masih hidup, dia pasti dapat menghindarkan saya dari kehancuran seperti saat ini." - Cao Cao, saat pasukannya diluluh lantakkan pada Pertempuran Chibi.

"Perhatikan kategori ini: kewajiban, kesetiaan, pemerintahan, toleransi, strategi, kebajikan moral, kedermawanan, penilaian, hukum dan ilmu perang. Itu semua adalah 10 titik lemah Yuan Shao yang akan membawa kehancurannya. Yang Mulia, Anda unggul di setiap kategori tadi, ini adalah 10 kunci kemenangan Anda." - Guo Jia terhadap Cao Cao saat Cao Cao bimbang akan kekuatan Yuan Shao.

 Xun Yu (Penasehat militer)

      
Xun Yu merupakan salah satu penasehat Utama Cao Cao selama periode Tiga Negara dimasa Tiongkok Kuno. Xun Yu berasal dari Yinghang, propinsi Yingchuan. Xun Yu awalnya mengabdi pada Yuan Shao, namun melihat Yuan Shao adalah orang yang tidak dapat menyelesaikan tugas besar, dia meninggalkannya dan mengabdi kepada Cao Cao bersama dengan keponakannya Xun You.
Semasa Kaisar Huan Di dari Han, dia cukup populer. Dia juga dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Cao Cao menghargainya dengan menyebutnya "Zifangku". Zifang, adalah nama panggilan Zhang Liang yang merupakan orang yang membantu Liu Bang mendirikan dinasti Han.

Xun Yu bertanggungjawab atas sekian banyak nasehat berharga yang diberikannya kepada Cao Cao. Dia menasehati Cao Cao untuk menjadikan kaisar yang ada pada saat itu menjadi kaisar boneka sehingga Cao Cao mempunyai keuntungan politis terhadap panglima perang lainnya. Dia juga memberikan nasehat kepada Cao Cao selama perang Guandu, yang pada akhirnya menuntun pada kekalahan Yuan Shao. Sebagai contoh, saat Cao Cao menyadari persediaan makanannya hampir habis, Xun Yu menasehatinya menggunakan "taktik tak terduga karena perubahan besar sedang menanti". Nasehat ini mengakibatkan Cao Cao melancarkan serangan diam-diam ke garnisun Yuan Shao. Kejadian ini mengakibatkan pemenggalan jenderal Yuan Shao, Chunyu Qiong dan penyerahan Xu You kepada Cao Cao. Semua ini terjadi sesuai dengan prediksi Xun Yu.

Xun Yu kehabisan waktu pada saat ia jatuh sakit saat pembentukan Kerajaan Wei. Di tahun ke-17 Jian'an (212) Cao Cao ingin menjadi bangsawan Wei, Xun Yu menentangnya. Kejadian ini menyinggung perasaan Cao Cao. Cao Cao menganggap Xun Yu sudah tidak ingin membantunya lagi. Suatu hari saat Cao-Cao berperang dengan Sun Quan, Xun Yu jatuh sakit dan tinggal dirumah. Cao Cao kemudian mengirimkan sebuah "hadiah", saat Xun Yu membuka kotak tersebut, ia menemukan bahwa kotak tersebut kosong. Sang penasehat yang cerdas menangkap maksud yang tersembunyi dari pengiriman kotak tersebut, ia kemudian minum racun dan mati. Xun Yu berumumr 51 tahun pada saat kematiannya. Cao Cao kemudian menjadi bangsawan Wei di tahun berikutnya (Catatan: keponakan Xun Yu, Xun You, mati dengan cara yang sama). Dia dilanjutkan oleh anaknya Xun Han yang meninggal pada usia 30 tahun

No comments:

Post a Comment